Jakarta - Belum tuntasnya rencana konsolidasi antara unit bisnis fixed wireless access Telkom Flexi dan Esia milik Bakrie Telecom, justru bisa melemahkan posisi Telkom. Pengambilan keputusan yang lambat cenderung merugikan sang BUMN telekomunikasi.
"Saya khawatir hal itu malah melemahkan Telkom. Dengan keadaan seperti itu, isu digoreng ke sana ke mari yang akhirnya malah merugikan Telkom," kata Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi di Jakarta, Rabu (15/12/2010).
Jika rencana itu tak segera difinalisasikan, lanjut Heru, maka penolakan para karyawan Telkom yang tergabung dalam Serikat Karyawan (Sekar) bisa semakin besar. Hal itu dipicu berkembangnya isu Telkom bakal dicaplok oleh Bakrie yang membuat posisi Telkom kurang bagus di mata publik.
"Saya pribadi setuju agar masalah merger itu cepat diputuskan dan cepat dilaporkan ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dan BRTI, dan tentunya setelah mempertimbangkan aturan dan dampak secara komprehensif," tuturnya.
Rencana konsolidasi Flexi-Esia yang semula diproyeksikan tuntas akhir 2010 ini, terus mendapat tentangan dari Sekar Telkom. Ketua DPP Sekar Telkom Wisnu Adhiwuryanto mendesak agar merger dibatalkan.
Ia khawatir, perusahaan hasil merger tersebut bakal dijual ke asing. "Ini sama saja dengan menjual aset negara. Kalau sampai ini terjadi, kami akan menggelar mogok nasional," ancamnya.
"Saya khawatir hal itu malah melemahkan Telkom. Dengan keadaan seperti itu, isu digoreng ke sana ke mari yang akhirnya malah merugikan Telkom," kata Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi di Jakarta, Rabu (15/12/2010).
Jika rencana itu tak segera difinalisasikan, lanjut Heru, maka penolakan para karyawan Telkom yang tergabung dalam Serikat Karyawan (Sekar) bisa semakin besar. Hal itu dipicu berkembangnya isu Telkom bakal dicaplok oleh Bakrie yang membuat posisi Telkom kurang bagus di mata publik.
"Saya pribadi setuju agar masalah merger itu cepat diputuskan dan cepat dilaporkan ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dan BRTI, dan tentunya setelah mempertimbangkan aturan dan dampak secara komprehensif," tuturnya.
Rencana konsolidasi Flexi-Esia yang semula diproyeksikan tuntas akhir 2010 ini, terus mendapat tentangan dari Sekar Telkom. Ketua DPP Sekar Telkom Wisnu Adhiwuryanto mendesak agar merger dibatalkan.
Ia khawatir, perusahaan hasil merger tersebut bakal dijual ke asing. "Ini sama saja dengan menjual aset negara. Kalau sampai ini terjadi, kami akan menggelar mogok nasional," ancamnya.